Kapita Selekta Fikom Untar Ganjil 2015 Kelas D 06
Senin, 22 Februari 2016
KesetCendol - Jakarta | Tokopedia
KesetCendol - Jakarta | Tokopedia: Belanja online aman dan nyaman dari KesetCendol - Raja Sprei , Rajanya Kamar Tidur Anda ! Nyamannn
Rabu, 11 November 2015
Photography Professional Didiet Anindita
Didiet Anindita adalah seorang photographer professional. Yang berpendidikan Sarjana Ekonomi. Memulai sebagai photographer dari 1984 sampai sekarang.
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal
dari kata Yunani yaitu "Fos" : Cahaya dan "Grafo" :
Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media
cahaya.
Foto Model dan fashion biasanya menyatukan sisi glamour si
model dengan lekuk tubuh yang mempesona dengan keindahan produk yang
ditawarkan. Model dibuat semenarik mungkin agar pembacanya dapat langsung
tertarik untuk melihat produk. Bahkan tidak jarang foto model dan fashion
seperti ini menggunakan model-model sexy dengan pakaian minim bahkan tidak
mengenakan selembar kain apapun.
Tahap awal (ketika
memotret)
Untuk menghasilkan foto yang bagus kita harus
mengetahui setting kamera yang kita
gunakan. Tentunya dengan didukungnya
pencahayaan yang baik juga.
Berikut setting kamera yang perlu kita perhatikan yaitu:
ISO / ASA (ISO
Speed), Diafragma (Aperture), Speed
Shutter Speed, dan White Exlance.
Dalam proses photography untuk hasil yang maksimal dan hasil
yang memuaskan, untuk membuat 1 ( satu ) konsep photo memerlukan :
-
Klien
-
Penata gaya
-
Model
-
Make up artist
-
Copy writer
-
Produser
-
Video maker
-
Photography
Pembahasan didalam kelas :
Komposisi Frame &
Point Of Interest
Salah satu tips komposisi dasar pada fotografi adalag
framing, yakni dengan menempatkan subyek utama foto atau Point of Interest
(POI) dalam posisi yang sedemikian rupa sehingga dikelilingi elemen lain dalam
foto. Framing bisa dicapai salah satunya dengan menempatkan elemen foto yang
jaraknya dekat dengan kamera sebagai latar depan (foreground) yang mengelilingi
point of interest.
Tujuan lain dari Framing adalah untuk memberi konteks pada
foto, karena frame disini seolah –olah berfungsi membatasi dan memberi
pengantar bagi pemahaman kita pada lingkungan sekitar foto.
RULE OF THIRD ( 3
GARIS IMAJINASI )
Inti dari Rule of Thirds adalah garis bantu untuk membagi
frame foto menjadi Sembilan bagian yang sama besar, dengan menarik dua garis
sejajar pada horizon dan dua garis sejajar pada vertikal.
ZONE SYSTEM
Zone System adalah sebuah teknik fotografi untuk
memoptimalkan exposure film. Pada dasarnya zone system yang temukan oleh Ansel
Adam dan Fred Archer pada tahun 1841 bertujuan memberikan kepada fotografer
metode yang sistematik untuk melihat hubungan langsung antara subyek langsung
yang dilihat oleh mata dengan hasil yang akan diperoleh langsung antara
visualisasi dengan hasil cetak foto.
Depth of Field
Dalam pembahasan pak Didiet di dalam kelas, membahas tentang
Depth of Field yang merupakan tingkat ketajaman sebuah photography. Apakah
lebar atau sempit ?
Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang
fokus dalam foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek
foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam
dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada
titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.
Untuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture
yang kecil, misalkan f-22 (makin kecil aperture makin luas jarak fokus) – lihat
contoh foto diatas. Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan aperture
sebesar mungkin, misal f/2.8 – lihat contoh foto dibawah.
Konsep Depth of Field ini akan banyak berguna terutama dalam
fotografi portrait dan fotografi makro, namun sebenarnya semua spesialisasi
akan membutuhkannya.
Rabu, 21 Oktober 2015
LIPUTAN BERSPEKTIF PEMBERANTASAN KORUPSI
Jimmy silalahi merupakan salah satu Anggota Dewan Pers dari unsur pimpinan perusahaan pers. Sejak tahun 2003 menjadi Direktur Eksekutif Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), organisasi pertelevisian dengan jumlah anggota terbesar tempat bergabungnya puluhan perusahaan televisi lokal yang tersebar di berbagai daerah di tanah air. Saat ini menjadi Manager Usaha Bali TV (PT. Bali Ranadha Televisi) dan Direktur Eksekutif Indonesia Network. Dunia pers dan penyiaran telah digelutinya sejak tahun 1996, diawali sebagai kontributor di surat kabar Jawa Pos wilayah Kaltim, sekaligus penyiar Radio Universitas Mulawarman. Kemudian berlanjut di Radio Gema Nirwana FM, Radio Paras FM, Radio Smart FM Network. Ia juga menjadi presenter beberapa program talkshow di TVRI Nasional. Terlibat dalam Tim Nasional Migrasi Sistem Penyiaran Analog ke Digital Departemen Kominfo (2005-2006). Hingga sekarang masih aktif menjadi konsultan media dan kehumasan di sejumlah lembaga.
Adapun dilema persoalan jurnalis dalam pemberitaan korupsi yaitu kecepatan penyampaian berita vs kedalaman berita , kelugasan penulisan vs asas praduga tak bersalah, ruang privat vs ruang public, belum baca/paham kode etik jurnalistik. Analisa persoalan dari sejumlah pemberitaan korupsi Tidak berimbang, Tidak akurat, tidak melakukan verifikasi, Opini menghakimi, Mencampurkan fakta dan opini, Bahasa yang bombastis--kurang memperhatikan dan memperhitungkan dampak pemberitaan, Konflik kepentingan maksudnya adalah Keterangan sumber berbeda dengan yang dikutip dalam berita.
Contoh :
Gambar diatas menunjukkan adanya pemberitaan kasus korupsi yang dilakukan oleh Gubernur sumut bersama istrinya dengan melakukan penyuapan kepada majelis hakim dan panitera PTUN Medan berdasarkan hasil gelar perkara dari Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan KPK pada 9 Juli 2015. Hal ini disampaikan melalui media massa agar masyarakat dapat mengetahui informasi terkait kasus korupsi. Pers lah yang bertanggung jawab terhadap pemberitaan tersebut apakah harus dimuat atau tidak.
Rabu, 14 Oktober 2015
Simbol dan Arsitektur
" Simbol dan Arsitektur "
Pembicara : Eduard Tjahjadi,Dipl.Ing
Pembicara : Eduard Tjahjadi,Dipl.Ing
Pada Kamis, 8 Oktober 2015 dalam kelas Kapita
Selekta kami mendapatkan kesempatan untuk memperoleh ilmu dari Eduard Tjahjadi,Dipl.Ing. Beliau merupakan dosen tetap program studi
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara. Tema yang disampaikan beliau adalah mengenai
simbol dan arsitektur.
Simbol
merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan sesuatu yang telah
berlangsung disemua kebudayaan sepanjang waktu, mencerminkan
intelektualitas, emosi dan spririt manusia, memungkinkan terjadinya sebagian
besar hubungan komunikasi manusia dalam bentuk tertulis maupun verbal, gambar
ataupun isyarat merupakan bahasa universal lintas budaya dan zaman.
(David Fontana, The Secreat Language
of Symbols, A Visual Key to
Symbols and Their Meanings. Chronicle Books, San Francisco, 1994)
Arsitektur sering dianggap sebagai karya seni,
simbol politik dan budaya. Dalam level mikro, arsitektur meliputi kegiatan
seperti desain
bangunan atau bangun bangunan, kompleks bangunan, desain furnitur). Dalam
tingkat makro meliputi kegiatan desain
perkotaan: kawasan, bagian kota, arsitektur lansekap).
Setiap tempat yang dibangun,
pasti memiliki filosofi tersendiri. Selain itu, mereka juga memiliki tujuan
tersendiri seperti misalnya, sebuah bangunan didirikan sehingga akan terus
diingat untuk generasi-generasi yang berikutnya. Dibalik bangunan itu sendiri,
pasti ada sebah sejarah yang ingin diceritakan kepada masyarakat.
Di Jakarta, kita mengenal
bangunan monument nasional (Monas). Monas dibangun dengan tujuan mengenang dan
melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945,
agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi penerus.
Arc de
Triomphe
(Gapura Kemenangan) adalah
monumen berbentuk Pelengkung kemenangan di Paris yang berdiri di
tengah area Place de l'Étoile, di ujung barat wilayah Champs-Élysées. Bangunan ini dibangun atas
perintah Napoleon Bonaparte dengan tujuan untuk
menghormati jasa tentara kebesarannya.
Tāj
Mahal
adalah sebuah monumen
yang terletak di Agra,
India.
Dibangun atas keinginan Kaisar Mughal Shāh Jahān, anak Jahangir,
sebagai sebuah makam untuk istrinya. Pembangunannya menghabiskan waktu 22 tahun
(1630-1653) dan merupakan sebuah adi karya
dari arsitektur Mughal.
Bangunan ini adalah sebagai bukti rasa cinta kaisar kepada istrinya.
Setiap arsitektur yang dibangun,
memiliki arti tertentu. Suatu arsitektur merupakan suatu simbol yang mempunyai
makna tersendiri, baik kejayaan bahkan
keruntuhan. Arsitektur menciptakan sebuah simbol yang mencerminkan
intelektualitas, emosi, dan spirit manusia. Arsitektur digunakan sebagai simbol
(tanda) atau komunikasi. Simbol merupakan bahasa universal lintas budaya dan
jaman.
Menurut kelompok kami, arsitektur
dan simbol keduanya saling berkaitan. Arsitektur merupakan sebuah bangunan.
Bangunan yang didirikan itu adalah menjadi simbol terhadap sesuatu baik itu
sebuah momen kejayaan atau keruntuhan yang ingin terus dikenang bagi
generasi-generasi penerus di masa mendatang.
Rabu, 07 Oktober 2015
KOMUNIKASI EFEKTIF, KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK
KASUS:
RESOLUSI
KONFLIK DI LINGKUNGAN PERKEBUNAN
Dr Ir H. AMIRUDDIN SALEH, MSUNIVERSITAS TARUMANEGARAJakarta, 1 Oktober 2015
KOMUNIKASI =
• Proses pengalihan informasi dan pemahaman melalui symbol-simbol umum
• Suatu
proses dimana sebuah sumber mentransmisikan kepada penerima melalui beragam saluran
Tujuan Komunikasi : Memotivasi orang untuk ... BERTINDAK, BERUBAH MENGADOPSI, DAN MENCAPAI HASIL YANG DIKEHENDAKI.
Konsep dan Elemen Proses Komunikasi :
- Berkomunikasi perlu
perencanaan dan
strategi berbicara dan mendengar sekaligus bernegosiasi.
- Konsepnya berasal dari “communicare” (bahasa
Latin), yang berarti berpartisipasi atau
memberitahukan; atau
dari kata “communist,” yang berarti milik
bersama yang memposisikan adanya
Source dan
Receiver.
Karena itu,
setiap kegiatan komunikasi akan
mencakup alur
pesan yang bersifat pemahaman (informative), persuasi (persuasive) dan
tindakan (action).
Keberhasilan kegiatan komunikasi mensyaratkan
adanya suatu
seni (art) mengalihkan informasi dan mengemas pesan dari
Source ke
Receiver
melalui saluran komunikasi tertentu.
Who
Says What, In Which Channel, To Whom,
and With What Effect ?
KOMUNIKATOR > PESAN > MEDIA > KOMUNIKAN > DAMPAK
Who What Channel Whom Effect
Kemampuan seseorang dalam menangkap/ menerima pesan dipengaruhi oleh:
¡Pemilihan pengungkapan (selective
exposure): kecenderungan hanya memperhatikan pesan-pesan yang konsisten atau sesuai dengan kepentingannya.
¡Pemilihan
perhatian (selective
attention): kecenderungan hanya memperhatikan
pesan-pesan yang menarik dan sensasional sesuai kebutuhannya.
¡Pemilihan
persepsi (selective
perception): kecenderungan hanya bersedia
menginterpretasikan pesan-pesan yang konsisten atau sesuai dengan sikap dan
keyakinannya.
¡Pemilihan
ingatan (selective
retention): kecenderungan hanya mau mengingat
kembali pesan-pesan yang sesuai dengan sikap dan keyakinannya.
Keterampilan Komunikasi Nonverbal
Komunikasi
nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap, dan sebagainya yang
memungkinkan seseorang berkomunikasi tanpa kata-kata (Bovee dan Thill,
2003:4)
Studi menarik yang dilakukan Albert Mahrabian pada tahun 1971 menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal, 38% dari vokal suara, dan 55% dari ekspresi wajah.
Contoh :
Anggukan
kepala berarti
Ya di
AS tapi tidak
di
Bulgaria. Tanda
OK dengan ibu
jari berarti
uang di
Perancis, kurang bermanfaat
di Jepang.
Komunikasi
verbal merupakan suatu bentuk komunikasi dimana pesan disampaikan secara lisan atau tertulis dengan menggunakan bahasa. Komunikasi
verbal tidak hanya menyangkut komunikasi lisan atau oral
communication (berbicara
dan
mendengar), tetapi juga komunikasi tertulis atau
written communication (menulis
dan
membaca).
Komunikasi yang Efektif
¡Persepsi
lKomunikator harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan yang
akan disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
¡Ketepatan
lSecara umum audiens mempunyai kerangka berpikir.
Agar komunikasi mencapai sasaran, maka seseorang perlu mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang
ada dalam kerangka pikir mereka.
¡Kredibilitas
lKomunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa para audiensnya adalah
orang yang dapat dipercaya. Dan
komunikator harus mempunyai keyakinan akan inti pesan yang
akan disampaikan
¡Pengendalian
lReaksi audiens tergantung pada berhasil atau tidaknya komunikator mengendalikan audiensnya saat melakukan komunikasi
¡Keharmonisan
lKomunikator yang
baik akan menjaga hubungan persahabatan yang
baik dengan audiensnya.
Komunikasi akan efektif apabila terjadi pemahaman yang
sama dan merangsang pihak lain
untuk berpikir atau melakukan sesuatu.
Komunikasi yang
efektif akan membantu mengantisipasi masalah-masalah, membuat keputusan yang
tepat, mengkoordinasikan aliran kerja, mengawasi orang
lain, dan mengembangkan hubungan-hubungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi yang efektif :
a.Kredibilitas
dan
daya
tarik
komunikator
b.Kemampuan
pesan
untuk
membangkitkan
tanggapan
c.Kemampuan
komunikan
untuk
menerima
dan
memahami
pesan
Miscommunication
Dalam
suatu
proses komunikasi
ada
kecenderungan
beberapa
pesan
tidak
dapat
dimengerti
oleh
penerima
pesan
dengan
baik.
Hal ini
disebabkan
adanya
4 faktor
penghambat
komunikasi,
yaitu:
Masalah
dalam
mengembangkan
pesan
lKeraguan isi pesan, asing dengan situasi yang ada, pertentangan emosi, sulit mengekspresikan ide atau gagasan
Masalah
dalam
menyampaikan
pesan
lterkait dengan sarana fisik untuk berkomunikasi
Masalah
dalam
menerima
pesan
lAdanya persaingan antara penglihatan dan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu kurang terang, kondisi yang mengganggu konsentrasi audiensi
Masalah
dalam
menafsirkan
pesan
lPerbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran, perbedaan reaksi emosional
- Hambatan komunikasi pada dasarnya terdiri atas tujuh macam gangguan dan rintangan
– Gangguan
Teknis
– Gangguan
Semantik
– Gangguan
Psikologis
– Rintangan
fisik
atau
organik
– Rintangan
status
– Rintangan
kerangka
pikir
– Rintangan
budaya.
Banyak sekali yang berhubungan dengan komunikasi yang efektif dan komunikasi massa serta opini publik.
Langganan:
Komentar (Atom)









